Menelusuri Keindahan Sejarah Gereja Tua Lengko Ajang di Manggarai Timur, NTT

  • Bagikan
Gereja Tua Lengko Ajang, yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memukau dengan keindahan dan sejarah yang melingkupinya. Dengan daya tarik alam, budaya, dan religi, tempat ini menjadi destinasi unik di Keuskupan Ruteng.
Menelusuri Keindahan Sejarah Gereja Tua Lengko Ajang di Manggarai Timur, NTT. (foto : isth).

BORONG, NTTNEWS.NET – Gereja Tua Lengko Ajang, yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memukau dengan keindahan dan sejarah yang melingkupinya. Dengan daya tarik alam, budaya, dan religi, tempat ini menjadi destinasi unik di Keuskupan Ruteng.

Sejarah Gereja Tua Lengko Ajang tak terpisahkan dari perjalanan penyebaran agama Katolik di Manggarai dan Pulau Flores pada awal abad ke-20.

Misionaris Katolik pertama kali menyentuh tanah Manggarai pada tahun 1911 melalui jalur laut. Gereja ini, yang diresmikan sekitar tahun 1926 oleh Pater Wilhelmus Jansen, SVD, merupakan warisan Misionaris Belanda yang menyebarkan ajaran Katolik hingga pelosok Flores.

Baca Juga :  Momentum Nataru: Simbol Kedamaian dan Harmoni di Kota Pariwisata Super Premium Labuan Bajo

Dengan predikat gereja Katolik tertua di Kabupaten Manggarai Timur, Gereja Lengko Ajang menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi umat di sekitarnya. Nama pelindungnya, St Theresia, memberikan nilai historis yang kental pada tempat ibadah ini.

Bangunan gereja yang berbentuk bundar dengan atap runcing menyerupai gaya Eropa dan rumah gendang orang Manggarai memberikan pesona tak terlupakan. Konstruksi tiang penopang atap, menyerupai sarang laba-laba pada rumah gendang, menciptakan daya tarik visual yang unik.

Baca Juga :  Viral! Siswi Labrak Gara-Gara Pacar Rasa Suami, Kepsek Buka Suara

Filosofi sarang laba-laba ini juga tercermin dalam model pembagian lahan pertanian tradisional orang Manggarai, dikenal sebagai Lodok Lingko, sebagai simbol persatuan dan keadilan.

  • Bagikan