NAGEKEO, NTTNEWS.NET – Desa Nagerawe, yang terletak di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), berbatasan langsung dengan Kabupaten Ngada.
Namun, selama bertahun-tahun, warga desa ini merasa hidup seperti di era penjajahan karena keluhan mereka terhadap infrastruktur jalan yang rusak tak kunjung ditanggapi oleh Pemerintah Daerah Nagekeo.
Saat memasuki Desa Olakile menuju Nagerawe, pengendara roda dua maupun roda empat disuguhi “lukisan alami” di sepanjang jalan—genangan air, pengausan, retakan, dan deformasi jalan yang parah.
Warga setempat mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun tanpa perhatian dari pihak berwenang.
Menurut Kepala Desa Nagerawe, Falentinus Lado, kondisi ruas jalan yang buruk ini sudah berulang kali diusulkan kepada Pemda Nagekeo, tetapi belum mendapatkan respons.
“Secara kasat mata, jalan ini belum pernah mendapatkan perhatian hingga saat ini. Apalagi di musim hujan seperti sekarang, masyarakat yang bepergian ke pasar di Ibu Kota Kecamatan Boawae harus turun dan mendorong mobil di titik-titik rawan karena jalan penuh batu, licin, dan berlubang,” ujar Falentinus saat diwawancarai pada Sabtu, 17 Maret 2025.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa saat ini Pemda Nagekeo belum bisa mengalokasikan anggaran melalui APBD karena adanya efisiensi keuangan.
Berdasarkan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam), perbaikan jalan ini baru masuk sebagai prioritas kedua pada tahun 2026.
Namun, Falentinus berharap pemerintah daerah mencari solusi lain, seperti mengajukan bantuan dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.








