LARANTUKA, NTTNEWS.NET – Nasib lebih dari 1.700 warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Api Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur kini terasa tidak menentu. Mereka yang mengungsi di posko Konga harus menghadapi dilema antara kembali ke rumah di zona merah atau tetap berada di posko pengungsian.
Namun, penanganan bencana erupsi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) terkesan amburadul dan semakin memburuk setelah Kementerian Sosial (Kemensos) mengalihkan tanggung jawab penanganan kepada Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur.
Pengungsi mulai menyuarakan keluhan mengenai keterbatasan persediaan air bersih, kebutuhan pribadi perempuan dan anak-anak, serta keterlambatan dalam penyediaan makanan di dapur lapangan.
Bahkan, dua pengungsi asal Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, yang meninggal dunia tidak mendapatkan perhatian serius dari pemda Flotim, menunjukkan ketidakpedulian dalam kondisi tanggap darurat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kalak BPBD Flores Timur, Ahmad Duli, menolak memberikan komentar saat dikonfirmasi wartawan di posko utama penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.