LARANTUKA, NTTNEWS.NET – Sebuah kisah yang menyayat hati terungkap ketika salah satu pengungsi, Maria Pene Hayon (69), akibat erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, meninggal dunia pada Kamis malam di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, Maumere, Kabupaten Sikka.
Maria Pene Hayon, warga Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebelumnya mengungsi bersama keluarganya di posko Kantor Desa Konga selama dua pekan.
Saat dikonfirmasi, menantu almarhum, Maria Yana, mengungkapkan bahwa Maria Pene Hayon mengidap penyakit pernafasan, yaitu Asma.
Yana menjelaskan bahwa ibu mertuanya rentan terhadap cuaca dingin. Ketika Gunung Lewotobi Api Laki-Laki meningkat statusnya pada awal Januari 2024, warga desa dievakuasi ke lokasi pengungsian. Namun, di lokasi pengungsian, Maria Pene Hayon hanya diberikan satu lembar tikar tipis sebagai alas tidur di lantai kantor desa Konga, dengan kondisi cuaca yang sangat dingin.
“Malam pertama mama sudah mulai mengeluh dada sesak karena tidur dilantai yang dingin, akhirnya kami pindah ke tenda yang baru dibangun dan diberikan kasur spon dari Kemensos,” cerita Yana.
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.