Menyaring Demokrasi dari Racun Politik Uang di Dapil 2 Mabar

  • Bagikan
Dalam kenyataannya, menghindari money politics memang merupakan tantangan yang sulit dielakkan, karena terkait dengan pertemuan kepentingan. Di satu sisi, calon legislatif membutuhkan suara, sementara di sisi lain, calon pemilih memerlukan dukungan finansial.
Pallenk Djeramun. (foto : isth).

Oleh: Pallenk Djeramun

LABUAN BAJO, NTTNEWS.NET – Dalam kenyataannya, menghindari money politics memang merupakan tantangan yang sulit dielakkan, karena terkait dengan pertemuan kepentingan. Di satu sisi, calon legislatif membutuhkan suara, sementara di sisi lain, calon pemilih memerlukan dukungan finansial.

Namun, hal yang perlu diingat adalah hasil wawancara saya dengan masyarakat, di mana alasan memilih seseorang seringkali diungkapkan dengan pernyataan yang terkesan absurd. Pernyataan seperti “si pun DPR tetap ne nggui Keng ghami” (Siapapun DPR terpilih kami tetap seperti ini), ini mencerminkan minimnya gagasan dan kurangnya pemahaman politik, membuat masyarakat merasa kurang berarti dalam dunia politik.

Dengan mempertimbangkan pernyataan tersebut, tampaknya perlu adanya upaya meningkatkan pemahaman politik dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Kesadaran terhadap bahaya politik uang perlu ditanamkan pada para calon legislatif. Menghindari money politics tidak hanya dapat diatasi dengan slogan semata seperti “Membeli suara adalah memberi harga diri pemilih dan berdampak pada 5 tahun kedepan,” melainkan melalui penguatan kesadaran politik.

  • Bagikan